Total Pageviews

Friday, February 24, 2012

Gamitan Nostalgia Sonder Titik


"Nek
apabila kupulang nanti
unjukkan lesung kenangan itu
kami ingin melumatkan emping
kemudian bersila bertindih lutut
di tengah anjung usang itu
sambil mengunyah
erti kerinduan"

Saya terbaca sajak pendek ini sewaktu perlahan-lahan membelek majalah Sastera Mac 1992 yang sudah ada habuk-habuk kecil di mukanya. Sajak itu ditulis oleh M.Jasni Majed bertajuk "Lesung".

Tak silap saya penyajak ini aktivis Kemudi, sebuah persatuan penulis negeri Selangor yang satu waktu dulu, pada tahun-tahun lewat 80-an, saya juga ikut acara-acara sastera dan seninya.

Sajak pendek yang selalu mengembalikan nostalgia.

Kita selalu dibuai manisnya kenangan waktu zaman anak-anak. Hidup yang sangat perit, tanpa mengenal cerahnya lampu elektrik atau air paip meluncur di dalam rumah; namun tatkala mengenangnya, ada sejalur rasa riang dan rindu.

Usai musim menuai, padi-padi mesti ditumbuk untuk memisahkan beras dan kulitnya. Waktu itulah penduduk kampung menggunakan lesung kaki (lesung hindik) atau lesung tangan dengan kudrat yang bersisa. Bau manis nasi "baharu" yang ditanak dapur kayu api memang cukup mengujakan. Dimakan pula dengan ikan yang ditangkap di bendang atau di sungai berlubuk. Ulam segar yang dikutip emak dan ayah di belukar sangat menyelerakan, dicicah pula dengan sambal belacan air tangan emak.



Makan di dangau yang di bawahnya ada parit jernih mengalir sehingga nampak jelas ikan-ikan kecil yang riang berenang. Dikipas pula dengan dingin angin bendang yang segar dan bersih.

Huh...seperti sebuah lukisan yang dilakar indah sang pelukis!

Pulang ke kampung, jenuh mencari kenangan itu namun gagal. Sudah tiada lagi bendang yang melaut. Tiada bau lumpur payau, tiada asap bakaran jerami atau orang-orangan yang melayang-layang di batas.

Sungai telah ditambak. Lubuk ikan sudah tiada. Anak-anak sudah tidak mengenal lesung hindik atau lesung tangan. Mereka tidak dapat membayangkan padi menguning emas dengan burung-burung melayah terbang di udara.

Indahnya nostalgia yang datangnya sonder titik.

Mujur kita masih boleh mengenang. Mujur kita sempat mengecapi indahnya sebuah kenangan!